Roadshow Purwokerto 2009
Dari SABDA Labs
Catatan editor: Hari Senin tanggal 14 Desember kemarin, Tim NET YLSA berkesempatan memenuhi undangan Mission Care (MC) di Purwokerto untuk memberikan pelatihan cara menggunakan CD SABDA dan SABDA Alkitab kepada hamba-hamba Tuhan yang bergabung di MC Purwokerto. Ini merupakan kunjungan kedua tim SABDA ke Purwokerto. Berikut ini adalah cerita “di balik layar” presentasi tersebut.
Jam sepuluh kurang beberapa menit, mesin laptop dan proyektor memang sudah terpasang, tetapi kabel VGA untuk menghubungkan keduanya belum ada. Sepuluh menit lagi presentasi Ibu Yulia akan dimulai dan kami memerlukan kabel tersebut untuk menampilkan presentasi PowerPoint di dinding. Tanpa kabel, maka presentasi tidak akan ada.
Itu bukan satu-satunya masalah yang kami hadapi. Presentasi SABDA Alkitab yang akan kami lakukan juga terancam karena komputer mengalami gangguan. Kami telah membawa sebuah komputer server yang menjalankan situs SABDA Alkitab. Masalahnya, sekarang laptop tidak bisa mengakses SABDA Alkitab yang ada di server tersebut.
Mungkinkah server bermasalah karena Billy dan Yochan kemarin mengubah setting? Aku mulai menyalahkan diriku sendiri. Mengapa tidak kuperiksa lagi sebelum berangkat? Namun kusadari, sekarang bukanlah saatnya saling menyalahkan. Kuingat kemarin malam (Sabtu malam, red.) Billy dan Yochan selesai menyiapkan server pukul 21.30. Aku sendiri yang membawa server juga tidak mengeceknya lagi. Semua sebenarnya sudah mendapat tugas masing-masing — aku membawa server, Billy membawa laptop, Titus membawa tasku, Yochan dan Kusuma Negara membawa satu kotak berisi CD SABDA dan kabel-kabel.
Lima belas menit sebelum acara dimulai, aku masuk kamar hotel; tidak tahu lagi apa yang bisa kulakukan selain menenangkan diri. Kudorong pintu kamar. Terkunci. Aku tahu Titus ada di dalam, ia pasti sedang berdoa. Sekarang masalah proyektor menjadi sangat mendesak. Tanpa proyektor, jelas presentasi tidak bisa berlangsung. Kalau proyektor bisa diatasi, paling tidak presentasi Yochan terselamatkan karena dia tidak membutuhkan server; laptop saja sudah cukup. Bagaimana dengan presentasi Titus? Titus harus memakai server untuk mengakses SABDA Alkitab. Adakah cara lain? Hotel tempat kami menginap memang ada koneksi internet, dan bisa kami pakai untuk mengakses situs SABDA Alkitab, tapi tidak cukup cepat dibandingkan jika langsung terhubung ke server kami sendiri. Tapi paling tidak, ini menjadi cara lain kalau sampai server yang kami bawa tersebut tidak dapat berfungsi. Saat aku kembali ke ruang presentasi, kabel proyektor masih belum ada. Jam 10, Titus memberi tanda supaya Yochan duduk tenang karena acara akan dimulai. Kami semua tegang, sudah sejam lebih kami semua mencoba mencari tahu apa masalahnya dan rasanya tidak ada yang bermasalah, dan sekarang tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan ….
Ketika bangun tadi pagi, aku mendengar suara orang yang tidak kukenal berbicara dengan Bu Yulia. Itulah Pak Agus, orang Mission Care Purwokerto yang mengundang kami. Tiga tahun lalu, ia menghadiri presentasi CD SABDA di kota yang sama, dan ia merasa mendapat berkat dari presentasi tersebut. Dalam rapat Natal Mission Care Purwokerto, ia mengusulkan agar YLSA diundang lagi ke Purwokerto untuk memperkenalkan CD SABDA kepada hamba-hamba Tuhan di lingkungan mereka.
Jam 10 lewat beberapa menit, Pak Agus maju dan memimpin ibadah Natal. Ini memang ibadah Natal. Ada sekitar 70 orang yang tergabung dalam Mission Care Purwokerto; pendeta dan mahasiswa teologi berkumpul. Natal kali ini benar-benar Natal tanpa paduan suara dan drama, melainkan dengan sebuah proyektor yang mengeluarkan tulisan “No Signal” dan server Linux yang tidak bisa diakses.
Sepuluh menit setelah acara dimulai, beberapa menit sebelum Pak Agus selesai dengan ibadah Natalnya, seseorang datang mengantarkan kabel proyektornya. Pak Agus mengundang Bu Yulia untuk menyampaikan presentasi tentang Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). Bu Yulia menjelaskan, lewat PowerPoint, visi YLSA sebagai “Hamba Elektronik bagi Tubuh Kristus” dengan misinya “menolong orang Kristen mempelajari Alkitab dengan alat-alat yang lengkap, mendewasakan orang Kristen dengan bahan-bahan kekristenan yang bermutu, dan meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan dengan sarana komputer dan internet”.
“Every Computer for Christ” dan “IT for God!”, aku begitu akrab dengan moto YLSA ini. Bu Yulia menjelaskan juga falsafah YLSA yang sudah sering kami dengar dan kami hidupi: “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma” (Mat. 10:8b). Lalu dijelaskan juga tentang empat fokus pelayanan YLSA: Biblical Computing, Digital Publishing, Digital Learning, dan Christian Community. Secara khusus, beliau menjelaskan tentang komputasi biblika (biblical computing) dengan dua produk utamanya saat ini: SABDA Alkitab dan CD SABDA.
Saat presentasi inilah aku menyalakan ulang komputer server dan Wi-Fi. Aku ingin mencoba lagi untuk yang terakhir kalinya. Aku berdoa supaya terjadi keajaiban, dan mukjizat itu terjadi! Server tiba-tiba bisa diakses. Aku langsung menyerahkan laptop pada Titus dan Yochan yang duduk di depan. Titus bertanya, “Bagaimana bisa?” Aku dengan jujur menjawab, aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi.
Setelah Bu Yulia selesai dengan presentasinya, kini giliran Yochan memperkenalkan CD SABDA terbaru, yang baru kami selesaikan minggu sebelumnya. Yochan memulai dengan kesaksian pribadi. Aku sudah mendengar cerita itu, bagaimana ia dulunya tidak tertarik ketika ada orang yang menjelaskan tentang CD SABDA, tetapi saat terlibat di dalamnya, terutama saat mempersiapkan presentasi ini, ia melihat betapa luar biasanya program SABDA.
Aku pikir Yochan, dibantu Billy yang mengoperasikan laptop, mempresentasikan CD SABDA dengan sangat baik. Ia menjelaskan sekilas tentang CD SABDA, lalu menjelaskan fitur-fiturnya. Ada yang bertanya, “Banyak software Alkitab lain di dunia ini, mengapa CD SABDA?” Jawab Yochan, “Ini satu-satunya program Alkitab berbahasa Indonesia dengan bahan-bahan dalam bahasa Indonesia dalam jumlah yang sangat banyak, dan terintegrasi sangat baik, dan semuanya ini dapat Anda peroleh secara gratis.”
Aku menyukai penjelasannya tentang gratis, Bu Yulia, dalam presentasi tadi, juga mengatakan CD SABDA memang gratis, YLSA mengeluarkan produk-produk dengan cuma-cuma, tetapi bukan berarti produk murahan. Aku melihat sendiri bagaimana standar tinggi diterapkan di sini dan beberapa kali aku ditegur karena tidak memenuhi standar tersebut.
Yochan menjelaskan tentang nomor Strong dan leksikon. Beberapa orang tampak lebih tertarik. Lalu ketika Yochan menjelaskan tentang audio Alkitab, seorang bapak bertanya, “Untuk apa audio bahasa Indonesia, toh kita sendiri bisa membacanya dalam bahasa Indonesia. Ada tidak audio untuk (Alkitab) bahasa Ibrani dan Yunani?” Ini memicu diskusi ringan. Yochan menjelaskan bahwa audio ini sangat diperlukan untuk orang yang tidak bisa membaca — orang buta, orang yang sepuh, orang yang sedang sakit, maupun untuk orang yang sedang dalam perjalanan.
Setelah presentasi Yochan selesai dan istirahat makan siang selama 15 menit, maka kini giliran Titus untuk menyampaikan presentasinya. Aku pikir Titus kali ini sangat percaya diri. Titus sudah tiga kali membawakan presentasi dan berhasil menunjukkan betapa bagusnya integrasi data yang ada dalam SABDA Alkitab. Dengan hanya mengetik kata “kasih”, ia menunjukkan bahwa siapa pun bisa menyiapkan sebuah khotbah dengan topik tersebut. Titus juga menjelaskan tentang bagaimana mencari data untuk khotbah berdasarkan sebuah perikop ayat. Kali ini Titus mengambil perikop tentang Maria dan Marta.
Dalam perjalanan pulang, kami melewati jalan yang berbeda dari jalan ramai yang kami lalui ketika kami berangkat ke Purwokerto. Perjalanan pulang kami ke Solo melewati pegunungan dan persawahan di dataran Dieng (Wonosobo). Tentu saja aku senang melihatnya, karena sangat indah. Walaupun capek dan sedikit mabuk, tetapi menurutku ini perjalanan pulang yang menyenangkan.
Besoknya, ada persekutuan doa di kantor sekaligus “debriefing” bersama teman-teman sekantor. Kami menceritakan tentang kesan-kesan kami selama roadshow kali ini. Masing-masing bercerita tentang pengalamannya. Kami juga menyadari kesalahan kami. Saat berangkat, kami lupa berdoa bersama; saat selesai, kami juga lupa berdoa bersama. Membuatku teringat komentar seseorang, “Jadi apa bedanya dengan sirkus?” Aku setuju. Di roadshow selanjutnya, kami akan ingat untuk berdoa.
Kami juga membahas rencana roadshow YLSA selanjutnya. Semua anggota tim akan memberikan presentasi. Titus dan Yochan sudah mendapat giliran, selanjutnya adalah giliranku, Billy, Therra, dan Kusuma Negara. Bagi Anda yang ingin mengunduh presentasi SABDA Alkitab dan CD SABDA, Anda bisa mendapatkannya di SlideShare. Foto-foto juga bisa dilihat di Galeri Roadshow Purwokerto.
- Catatan
http://blog.sabda.org/2009/12/21/roadshow-purwokerto/
- Foto
- http://picasaweb.google.com/sabda.foto/RoadshowPurwokerto
- http://www.facebook.com/album.php?aid=169377&id=153020044082
- http://www.facebook.com/pages/SABDA/153020044082?story_fbid=239610319568
- http://www.facebook.com/pages/SABDA/153020044082?story_fbid=217991819082
- http://www.facebook.com/pages/SABDA/153020044082?story_fbid=199964179316
- http://www.facebook.com/pages/SABDA/153020044082?story_fbid=204463701446
- http://www.facebook.com/pages/SABDA/153020044082?story_fbid=221114849082
Navigasi ke halaman-halaman lain
|